Sekolah Orang Tua

Komunitas parenting positif

Membentuk perilaku baik anak melalui disiplin positif

Membentuk perilaku baik anak melalui disiplin positif

 

Disiplin Positif adalah metode dimana orang tua mengkomunikasikan secara jelas perilaku apa yang pantas, mana yang tidak pantas, dan apa imbalan atas perilaku baik serta konsekuensi dari perilaku buruk.

Disiplin positif dikembangkan oleh Dr. Jane Nelsen, seorang konselor pernikahan, keluarga dan anak berlisensi dan penulis buku Disiplin Positif .

Ini adalah metode otoritatif yang berfokus pada dorongan dan pemecahan masalah. Disiplin Positif tidak menggunakan teriakan, pukulan, atau hukuman berat.

Para ahli berpendapat bahwa disiplin positif memotivasi dan efektif untuk anak-anak. Jika Anda meminta 1.000 orang tua untuk menyebutkan bagian yang paling tidak mereka sukai dalam mengasuh anak, disiplin mungkin berada di dekat atau di urutan teratas dalam daftar.

Namun landasan disiplin yang baik sangatlah penting agar orang tua tidak merasa lelah. Begitu banyak orang tua  yang menggunakan metode disiplin dan hukuman tradisional, seringkali menceritakan betapa buruk, lelah, dan bersalahnya perasaan mereka di penghujung hari karena semua teriakan, omelan, dan hujatan, atau bentakan. 

Teknik apa yang digunakan untuk menerapkan disiplin positif?

Menurut Dr. Nelson, ada lima prinsip Disiplin Positif :

   1. Baik dan tegas pada saat bersamaan. 
   2. Membantu anak-anak merasakan rasa memiliki dan berarti. 
   3. Ini akan efektif dalam jangka panjang. 
   4. Ini mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang berharga untuk karakter yang baik. 
  5. Mengundang anak-anak untuk menemukan seberapa mampu mereka dan menggunakan kekuatan pribadi mereka dengan cara yang konstruktif.

Disiplin positif adalah filosofi pengasuhan yang didasarkan pada dorongan, pemberdayaan, dan saling menghormati. Hal ini mendukung orang tua dalam menemukan solusi terhadap perilaku buruk dibandingkan menggunakan atau mengandalkan hukuman. Disiplin adalah tentang membimbing anak-anak, tidak permisif atau menghukum.


Membentuk perilaku melalui disiplin positif

Memberikan anak-anak pilihan atau membantu mereka mengatasi perasaan mereka akan membantu mereka memahami perlaku yang pantas atau tidak pantas untuk ditunjukkan.
Misalnya Anda ingin memunta anak Anda berhentii bermain untuk melakukan kegiatan lain seperti mandi, istirahat dan lainnya. 
Anda dapat katakan, “Mamah  tahu kamu ingin terus bermain dan ini waktunya mandi. Apakah kamu ingin meninggalkan mainan kamu di sini atau membawanya ke kamar mandi?”

Dengan memberikan pilihan yang tepat, anak-anak belajar untuk menghargai arahan Anda tanpa merasa kesenangannya dihentikan.

Dalam pengertian filosofi pengasuhan, tidak, tidak ada seorang pun yang dengan sengaja menganut sistem disiplin Negatif. Namun ada metode disiplin yang sangat negatif. “Membentak, memukul, melontarkan rasa bersalah, atau diam adalah contoh dari apa yang saya anggap sebagai ‘disiplin negatif’, atau disiplin yang mungkin berhasil dalam jangka pendek namun memiliki konsekuensi buruk bagi perkembangan anak dalam jangka panjang.

Bentakan, hukuman, bahkan sindiran yang merendahkan membentuk persepsi buruk, dan dalam jangka panjang, anak akan merasa bahwa label tersebut benar. Hal itu akan berdampak pada pertumbuhan perilaku yang buruk di kemudian hari.

Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin negatif cenderung lebih cemas, depresi, dan agresif. Mereka juga mengalami kesulitan secara sosial dan akademis. Fokus hukuman tentang apa yang tidak boleh dilakukan, sedangkan disiplin positif mengajarkan anak-anak apa yang harus dilakukan dengan cara yang baik, penuh hormat, dan memberdayakan .

Dengan demikian, Disiplin Positif sebagai cara yang lebih baik untuk menemukan solusi perilaku, daripada menghentikan masalah untuk sementara waktu.

Para ahli berpendapat bahwa disiplin positif memotivasi dan efektif untuk anak-anak. Jika Anda meminta 1.000 orang tua untuk menyebutkan bagian yang paling tidak mereka sukai dalam mengasuh anak, disiplin mungkin berada di dekat atau di urutan teratas dalam daftar.

Share This Post

Subscribe To Our Newsletter

Artikel Menarik Lainnya

Rekomendasi

Tips Parenting

22 Juli 2023 |  Admin
Para orang tua yang memiliki kesibukan dalam beraktifitas sehari-hari, bekerja di kantor, tentu tidak asing dengan kebutuhan pengasuhan anak oleh pihak kedua di luar rumah seperti tempat penitipan anak.  
Selengkapnya

22 Juli 2023 |  Admin

26 Juni 2023 |  Admin
Dalam hal menghabiskan liburan keluarga dengan penuh arti, kuncinya adalah fokus pada waktu berkualitas bersama. Manfaatkan kesempatan ini untuk melakukan percakapan yang bermakna, bermain game bersama, dan nikmati kebersamaan satu sama lain tanpa gangguan. 
Selengkapnya

26 Juni 2023 |  Admin

26 Desember 2021 |  Admin
Rasa percaya diri erat hubungannya dengan harga diri – self esteem. Sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1969, di mana psikolog Nathaniel Branden berpendapat bahwa sebagian besar masalah mental atau emosional yang dihadapi orang dapat ditelusuri kembali ke harga diri yang rendah.
Selengkapnya

26 Desember 2021 |  Admin

6 Nopember 2021 |  Admin
Menentukan dan memilih calon sekolah bagi anak-anak hendaknya tidak sekedar memilih, tidak sekedar mengikuti pandangan umum, tidak sekedar mengacu pada standar fisik dan atau pendapat yang mengidentikkan pembiayaan dengan pelayanan secara mutlak. 
Selengkapnya

6 Nopember 2021 |  Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *